• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Industri RI Merana: Trump Jadi Biang Kerok Masalah?

img

Newsmenit.com Halo bagaimana kabar kalian semua? Pada Waktu Ini saatnya berbagi wawasan mengenai News, Indonesia. Review Artikel Mengenai News, Indonesia Industri RI Merana Trump Jadi Biang Kerok Masalah jangan sampai terlewat.

    Table of Contents

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan tanggapan terkait data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia untuk bulan Mei 2025 yang dirilis oleh S&P Global pada Senin, 2 Juni 2025. Data tersebut menunjukkan bahwa PMI manufaktur Indonesia berada di level 47,4, yang mengindikasikan adanya kontraksi atau pelemahan dalam sektor manufaktur.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, mengakui bahwa industri manufaktur dalam negeri sedang menghadapi tekanan akibat dinamika ekonomi global. Indeks PMI di bawah 50 memang menandakan kondisi manufaktur yang melemah. Pada April 2025, PMI manufaktur Indonesia juga mengalami kontraksi dengan level 46,7.

Menurut Febri, penurunan kinerja industri manufaktur disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan volume produksi akibat kenaikan harga bahan baku. Selain itu, penurunan pesanan baru juga menjadi penyebab, yang dikaitkan dengan lesunya permintaan pasar. Persaingan harga yang ketat juga memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi.

Kendala pengiriman ekspor, seperti kesulitan mendapatkan kapal dan pengaruh cuaca buruk, turut memperburuk situasi. Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump juga menambah beban bagi industri, terutama bagi perusahaan yang ingin menembus pasar ekspor Amerika Serikat.

Meskipun demikian, Febri menyoroti data S&P Global yang menunjukkan bahwa pelaku industri masih memiliki kepercayaan diri di tengah masa sulit ini. Perusahaan bahkan mencatatkan peningkatan perekrutan tenaga kerja tertinggi dalam tiga bulan terakhir, dengan kepercayaan terhadap prospek output 12 bulan ke depan yang turut menguat. Hal ini menunjukkan optimisme terhadap pemulihan permintaan di masa depan.

Febri juga menyoroti bahwa pembangunan fasilitas produksi pada triwulan I merupakan bukti optimisme tinggi dari sisi serapan tenaga kerja. Ia menegaskan bahwa penyampaian data serapan tenaga kerja ini bukan berarti Kemenperin tidak peduli dengan penutupan perusahaan atau PHK, melainkan sebagai bentuk optimisme terhadap kinerja industri manufaktur nasional ke depan.

Febri menyampaikan empati terhadap perusahaan industri yang mengalami penutupan dan pekerja yang terkena PHK. Namun, ia menekankan bahwa data yang ada menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap lebih tinggi dibandingkan jumlah PHK di semua sektor, termasuk industri manufaktur.

S&P Global juga mencatat bahwa perusahaan mencetak peningkatan perekrutan tertinggi dalam tiga bulan terakhir, dengan kepercayaan terhadap prospek output 12 bulan ke depan yang turut menguat. Hal ini memberikan harapan bahwa kondisi industri manufaktur akan segera membaik.

Begitulah ringkasan menyeluruh tentang industri ri merana trump jadi biang kerok masalah dalam news, indonesia yang saya berikan Jangan ragu untuk mencari tahu lebih banyak dari berbagai sumber selalu berpikir ke depan dan jaga kesehatan finansial. Mari bagikan kebaikan ini kepada orang lain. Terima kasih sudah membaca

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.