• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

iPhone AS Terancam: Dominasi 'Made in China' Menguat!

img

Newsmenit.com Mudah mudahan kalian dalam keadaan sehat, Pada Blog Ini saya akan membahas manfaat Technology, News, Indonesia, Dunia yang tidak boleh dilewatkan. Ringkasan Artikel Mengenai Technology, News, Indonesia, Dunia iPhone AS Terancam Dominasi Made in China Menguat Ayok lanjutkan membaca untuk informasi menyeluruh.

Sebuah laporan terbaru mengungkapkan tantangan yang dihadapi Apple dalam memindahkan produksi ke Amerika Serikat, di tengah kebijakan tarif dagang resiprokal yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi di dalam negeri.

Menurut laporan tersebut, Apple mengalami kesulitan dalam proses produksi karena kontraktor lokal hanya mampu memproduksi maksimal 1.000 sekrup per hari. Hal ini menjadi kendala serius mengingat skala produksi iPhone yang sangat besar.

Profesor bisnis Universitas Johns Hopkins, Tinglong Dai, menjelaskan bahwa Amerika Serikat memiliki kapasitas untuk memproduksi komponen smartphone di beberapa area, namun tidak dalam skala besar. Negara-negara seperti China, India, Vietnam, dan Thailand masih menjadi pusat lini produksi Apple untuk iPhone dan Mac.

Pada tahun 2019, New York Times melaporkan bahwa Apple pernah berencana memproduksi Mac Pro di AS. Namun, rencana ini menemui kendala karena pabrik di Austin, Texas, kesulitan menemukan pasokan sekrup yang memadai. Di China, masalah ini dapat diselesaikan dengan mudah karena ketersediaan skala, keterampilan, infrastruktur, dan biaya yang kompetitif.

Gary Gereffi, Profesor Emeritus Duke University, berpendapat bahwa salah satu cara paling realistis untuk mencapai tujuan Trump adalah dengan merekonstruksi rantai pasokan. Perusahaan dapat mengalihkan manufaktur komponen utama ke Amerika Utara.

Namun, perakitan di AS akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja manusia dan robot. Foxconn, pabrikan perakit iPhone di China, mempekerjakan 300 ribu pekerja. Mencapai angka perekrutan serupa di AS akan menjadi tantangan besar bagi pabrik-pabrik lokal.

Selain itu, standar gaji dan biaya lahan yang lebih tinggi di AS juga menjadi pertimbangan penting bagi Apple. Meskipun produksi di AS mungkin lebih murah, kualitasnya bisa jadi lebih rendah. Pada akhirnya, masalah-masalah ini dapat menunda penjualan perangkat selama berbulan-bulan.

Dengan adanya tarif resiprokal, impor produk iPhone dari China akan menjadi lebih mahal, sehingga harga jualnya di AS berpotensi naik. Hal ini dapat mengganggu pasar iPhone di Amerika Serikat.

Kesimpulan: Memindahkan produksi iPhone ke Amerika Serikat bukan perkara mudah bagi Apple. Tantangan seperti kapasitas produksi komponen, ketersediaan tenaga kerja, biaya, dan kualitas perlu diatasi agar rencana tersebut dapat terwujud.

Begitulah iphone as terancam dominasi made in china menguat yang telah saya ulas secara komprehensif dalam technology, news, indonesia, dunia Silakan manfaatkan pengetahuan ini sebaik-baiknya tetap fokus pada tujuan hidup dan jaga kesehatan spiritual. Bantu sebarkan dengan membagikan ini. lihat juga konten lainnya di bawah ini.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.