• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Selat Muria Kembali: Misteri 3 Abad Terkuak!

img

Newsmenit.com Selamat membaca semoga bermanfaat. Di Artikel Ini aku ingin membagikan pengetahuan seputar Technology, News, Indonesia, Dunia. Tulisan Tentang Technology, News, Indonesia, Dunia Selat Muria Kembali Misteri 3 Abad Terkuak Tetap ikuti artikel ini sampai bagian terakhir.

Fenomena penurunan permukaan tanah di wilayah pesisir utara Jawa Tengah, khususnya di sekitar Semarang dan Demak, menjadi perhatian serius. Pakar Geologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eko Soebowo, mengungkapkan bahwa penurunan ini dipicu oleh dua faktor utama: faktor alami dan faktor antropogenik, atau aktivitas manusia.

Faktor antropogenik memegang peranan penting dalam mempercepat penurunan tanah. Eksploitasi air tanah secara berlebihan menjadi penyebab dominan, dengan potensi penurunan mencapai 7-8 sentimeter per tahun. Beban infrastruktur di atas tanah lunak juga berkontribusi, meskipun dengan angka yang lebih kecil, sekitar 1 sentimeter per tahun.

Intensitas penurunan tanah bervariasi di setiap wilayah. Di Semarang timur, misalnya, penurunan bisa mencapai 10 sentimeter per tahun. Perbedaan ini dipengaruhi oleh jenis tanah dan faktor pendukung penurunan tanah yang spesifik di masing-masing daerah.

Selain penurunan tanah, kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim juga menjadi ancaman. Meskipun dampaknya relatif kecil, hanya beberapa milimeter, namun tetap perlu diwaspadai. Eko Soebowo juga menanggapi isu mengenai potensi kembalinya Selat Muria. Ia menegaskan bahwa banjir bukanlah penyebabnya. Justru, banjir membawa sedimen yang dapat meningkatkan ketinggian daratan.

Eko menjelaskan bahwa banjir membawa material sedimentasi dari wilayah Muria, selatan Demak, dan selatan Semarang ke wilayah pantura. Proses ini justru menyebabkan pendangkalan, bukan pembentukan selat baru. Kemungkinan munculnya kembali Selat Muria lebih berkaitan dengan faktor penurunan tanah dan kenaikan permukaan air laut, bukan banjir.

Kesimpulannya, penurunan tanah di pesisir utara Jawa Tengah adalah masalah kompleks yang disebabkan oleh kombinasi faktor alami dan aktivitas manusia. Pengelolaan air tanah yang berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini. Tanggal: 16 November 2024

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap selat muria kembali misteri 3 abad terkuak dalam technology, news, indonesia, dunia ini hingga selesai Silakan bagikan informasi ini jika dirasa bermanfaat tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. Bagikan kepada orang-orang terdekatmu. Terima kasih atas kunjungan Anda

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.