TPIA: Anak Usaha IPO, Saham Terbang Tinggi Sebulan!

Newsmenit.com Semoga kalian selalu dikelilingi kebahagiaan ya. Di Momen Ini saya akan mengupas informasi menarik tentang Business, News, Indonesia, Dunia. Insight Tentang Business, News, Indonesia, Dunia TPIA Anak Usaha IPO Saham Terbang Tinggi Sebulan Pastikan Anda membaca hingga bagian penutup.
- 1.1. Jakarta, 26 Mei 2025
Table of Contents
Jakarta, 26 Mei 2025 - Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), perusahaan yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu, mengalami koreksi setelah mengalami kenaikan signifikan lebih dari 30% dalam sebulan terakhir, mendekati level All Time High (ATH).
Pada perdagangan hari Senin, saham TPIA turun 6% menjadi Rp9.900 per lembar pada pukul 13.50 WIB. Koreksi ini dianggap wajar setelah reli yang kuat selama sebulan, mencapai Rp10.550 per lembar pada akhir pekan lalu (23 Mei 2025).
TPIA sedang mempersiapkan anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi (CDIA), untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO ini diperkirakan akan berlangsung paling cepat bulan depan.
CDIA, sebuah perusahaan investasi yang berfokus pada infrastruktur seperti pengembangan kawasan industri, energi, dan infrastruktur pendukung rantai pasok industri petrokimia, diperkirakan akan menawarkan maksimal 12,48 miliar saham baru dengan harga antara Rp170 hingga Rp190 per lembar. Dengan demikian, dana yang berpotensi diraih mencapai Rp2,73 triliun.
Jika harga atas ditetapkan, CDIA akan menjadi emiten dengan perolehan dana IPO terbesar setelah PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK). CDIA dikabarkan akan menggandeng enam sekuritas sebagai underwriter, yaitu BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, Henan Putihrai Sekuritas, OCBC Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
Pergerakan saham TPIA didorong oleh beberapa faktor, termasuk prospek IPO anak usaha, ekspansi akuisisi bisnis plastik di Singapura melalui joint venture (JV) dengan Glencore, dan potensi peningkatan kapasitas petrokimia hingga dua kali lipat dari Proyek Chandra Asri 2 (CAP2).
Proyek CAP2, yang diperkirakan selesai pada tahun 2027 dengan investasi US$5 miliar, berpotensi menambah kapasitas etilena hingga 1,1 juta ton per tahun. Peningkatan kapasitas bahan baku dan integrasi dengan pabrik PE diharapkan dapat meningkatkan efisiensi bisnis dan operasional, serta meningkatkan margin di masa depan.
TPIA juga berencana mengakuisisi aset Chevron Phillips Singapore Chemicals (CPCS), yang memproduksi Polietilena (PE), resin plastik yang digunakan dalam industri kemasan, konstruksi, dan medis. Pabrik CPCS saat ini memiliki kapasitas produksi PE sebesar 400.000 ton per tahun. Setelah akuisisi selesai, pabrik ini dapat terintegrasi secara vertikal dengan produk TPIA, terutama etilena, setelah proyek CAP2 beroperasi.
Meskipun nilai transaksi akuisisi belum diketahui, pabrik di Singapura ini diharapkan memberikan dampak positif bagi bisnis TPIA secara keseluruhan. Akuisisi ini akan dibiayai melalui JV dengan Glencore.
Meskipun TPIA masih mencatatkan kerugian, kerugian tersebut telah menurun signifikan dari US$32,6 juta pada kuartal I/2024 menjadi US$23,6 juta pada kuartal I/2025, didukung oleh peningkatan pendapatan. Namun, secara kumulatif, TPIA masih mencatatkan kerugian lebih dari Rp300 miliar sejak kuartal I/2020.
Investor perlu memantau nilai akuisisi aset CPCS dan memastikan pembiayaan berasal dari kas perusahaan agar tidak membebani neraca. Meskipun demikian, momentum teknikal saham TPIA masih menarik untuk diperhatikan selama tren masih naik.
Mengingat kondisi TPIA yang masih merugi, belum dapat dipastikan apakah perusahaan akan memberikan dividen yang menarik dalam jangka waktu 1-2 tahun ke depan.
Begitulah uraian lengkap tpia anak usaha ipo saham terbang tinggi sebulan yang telah saya sampaikan melalui business, news, indonesia, dunia Jangan lupa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat terus belajar hal baru dan jaga imunitas. Jangan lupa untuk membagikan kepada sahabatmu. jangan lupa cek artikel lain di bawah ini.
✦ Tanya AI