• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Tradisi Pernikahan Anak di Lombok: Suara Adat Bicara.

img

Newsmenit.com Mudah mudahan kalian sehat dan berbahagia selalu. Pada Saat Ini aku ingin berbagi pengetahuan mengenai Travel, Indonesia, Trens, Dunia yang menarik. Pandangan Seputar Travel, Indonesia, Trens, Dunia Tradisi Pernikahan Anak di Lombok Suara Adat Bicara Dapatkan wawasan full dengan membaca hingga akhir.

Lalu Sajim Sastrawan, Pengerakse Agung Majelis Adat Sasak (MAS), memberikan tanggapan terkait ramainya pemberitaan pernikahan dini di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kasus ini melibatkan SMY (14), seorang siswi SMP, dan SR (17), seorang siswa SMK, yang telah melangsungkan prosesi nyongkolan, sebuah tradisi pernikahan adat suku Sasak.

Sajim menegaskan bahwa praktik merariq kodek atau pernikahan dini saat ini sudah sangat jarang terjadi dan bukan lagi bagian dari budaya masyarakat Sasak modern. Ia menjelaskan bahwa masyarakat Sasak telah mengalami perubahan pola pikir yang dipengaruhi oleh regulasi pemerintah, termasuk Undang-Undang Perkawinan.

Menurut Sajim, keterlibatan pemerintah dalam mengatur perilaku sosial masyarakat, seperti melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, telah mengubah pola pikir masyarakat suku Sasak. Ia menambahkan bahwa perilaku sosial masyarakat Sasak modern telah banyak menyimpang dari nilai-nilai adat yang dulu dijunjung tinggi.

Kita menuju masyarakat Sasak yang modern, tentu untuk menuju ke sana ada perubahan-perubahan dan penyesuaian adat istiadat, kata Sajim, Selasa (27/5/2025). Jadi negara itu ikut campur di dalam urusan-urusan yang berkaitan dengan masyarakat, imbuhnya.

Sajim menyoroti tradisi masyarakat Lombok, di mana perempuan biasanya menjalani proses perkenalan atau penjajakan pernikahan melalui kunjungan laki-laki ke rumah yang dikenal dengan istilah midang (ngapel). Ia menyebut pernikahan dini seperti yang dialami SMY dan SR sebagai insiden atau kasus kasuistik, bukan praktik umum di masyarakat Sasak saat ini.

Sajim juga menjelaskan bahwa masyarakat Sasak memiliki syarat minimal bagi perempuan, seperti kemampuan menanam padi (nowong), mencuci (mopok), memasak (meriap), hingga menenun (nyesek). Ia menambahkan bahwa tradisi lama seperti kawin gantung atau kawin todong dulu dilakukan dengan kesepakatan keluarga, tetapi tetap menunda kehidupan rumah tangga hingga usia cukup.

Terkait pelaporan yang dilakukan LPA Mataram, Sajim menilai bahwa siapa pun yang terlibat dan memfasilitasi pernikahan anak harus bertanggung jawab dan patut diberi sanksi sesuai hukum. Ia menyambut baik pelaporan tersebut sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat bahwa menikahkan anak di bawah umur merupakan tindakan yang dilarang oleh Undang-Undang.

Sajim juga menilai bahwa laporan ini bisa menjadi bahan introspeksi bagi para orang tua untuk lebih ketat mengawasi pergaulan anak-anak mereka. Ia menegaskan bahwa saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah memiliki peraturan daerah (perda) yang mengatur pernikahan dini.

Sajim menjelaskan bahwa dalam tradisi masyarakat Sasak, jika seorang anak perempuan dibawa pergi selama lebih dari satu hari, orang tua biasanya enggan menerimanya kembali karena kekhawatiran akan munculnya fitnah atau aib bagi keluarga.

Lebih lanjut, Sajim menjelaskan bahwa dalam tradisi kawin culik, calon mempelai pria umumnya mengajak saudara perempuannya saat menjemput kekasihnya. Tujuannya adalah untuk menghindari fitnah dan memastikan proses berlangsung karena sama-sama mau.

Demikianlah tradisi pernikahan anak di lombok suara adat bicara telah saya bahas secara tuntas dalam travel, indonesia, trens, dunia Saya berharap Anda mendapatkan insight baru dari tulisan ini tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. Mari bagikan kebaikan ini kepada orang lain. Terima kasih telah membaca

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.