• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Perang Tarif Trump: Untung Rugi Negara dalam Negosiasi?

img

Newsmenit.com Mudah mudahan kalian sehat dan berbahagia selalu. Pada Postingan Ini aku ingin berbagi informasi menarik mengenai Business, News, Indonesia, Dunia. Catatan Artikel Tentang Business, News, Indonesia, Dunia Perang Tarif Trump Untung Rugi Negara dalam Negosiasi Simak baik-baik hingga kalimat penutup.

Pada tanggal 1 Agustus 2025, lanskap perdagangan global kembali diguncang oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump. Melalui serangkaian surat yang dikirimkan kepada 21 negara, Trump memberlakukan tarif impor baru yang signifikan.

Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari inisiatif Liberation Day Tariffs yang diumumkan pada 2 April 2025, di mana hampir semua negara dikenakan tarif dasar 10%, kecuali mitra strategis tertentu. Namun, penyesuaian tarif kali ini menunjukkan adanya faktor politik dan strategis yang lebih kuat daripada sekadar data perdagangan.

Kenaikan tarif tertinggi dialami oleh Kamboja, yang melonjak dari 36% menjadi 49%. Myanmar, Laos, dan Sri Lanka juga menghadapi peningkatan yang substansial. Di Asia Tenggara, hanya Indonesia dan Thailand yang berhasil mempertahankan tarif mereka.

Menariknya, Filipina justru mengalami penurunan tarif dari 20% menjadi 17%, mengindikasikan bahwa hubungan bilateral memainkan peran penting dalam keputusan Gedung Putih. Dari 21 negara penerima surat, hanya 6 yang berhasil menurunkan atau mempertahankan tarif rendah.

Negara-negara seperti Filipina, Jepang, Malaysia, dan Korea Selatan dapat dianggap sebagai pemenang karena berhasil menghindari lonjakan tarif, bahkan beberapa di antaranya berhasil menurunkannya. Sebaliknya, Kamboja, Sri Lanka, dan Laos berada di posisi kalah karena mengalami kenaikan tarif yang signifikan.

Kesimpulannya, kebijakan tarif ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang posisi tawar politik. Stabilitas hubungan politik tampaknya menjadi faktor penentu utama dalam menentukan nasib tarif, bahkan lebih dari data neraca perdagangan.

Trump menyatakan bahwa tarif yang dikenakan masih jauh di bawah level yang diperlukan untuk menyeimbangkan defisit dagang AS dengan negara-negara tersebut. Surat-surat tersebut, tanpa negosiasi lebih lanjut, menetapkan tarif final yang harus dibayarkan oleh negara-negara penerima untuk ekspor mereka ke AS.

Demikian informasi tuntas tentang perang tarif trump untung rugi negara dalam negosiasi dalam business, news, indonesia, dunia yang saya sampaikan Jangan lupa untuk membagikan pengetahuan ini kepada orang lain selalu bergerak maju dan jaga kesehatan lingkungan. Sebarkan manfaat ini kepada orang-orang terdekat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.