Trump Picu Harga Tembaga Meroket: MDKA dan ANTM Berjaya?

Newsmenit.com Dengan izin Allah semoga kita semua sedang diberkahi segalanya. Pada Artikel Ini saya ingin berbagi pandangan tentang Business, News, Indonesia, Dunia yang menarik. Konten Yang Berjudul Business, News, Indonesia, Dunia Trump Picu Harga Tembaga Meroket MDKA dan ANTM Berjaya Mari kita bahas selengkapnya sampai selesai.
- 1.1. 8 Juli 2025
- 2.1. 8 Juli 2025
- 3.1. 9 Juli 2025
Table of Contents
Pada 8 Juli 2025, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengumumkan bahwa investigasi terkait impor tembaga telah rampung. Ia memperkirakan Presiden Trump akan segera menandatangani proklamasi yang memberlakukan tarif tembaga pada akhir Juli.
Kebijakan baru ini akan mengenakan bea masuk sebesar 50% pada tembaga, menyamai tarif yang sudah berlaku untuk baja dan aluminium. Langkah ini diprediksi akan meningkatkan ketegangan perdagangan global dan memicu volatilitas di pasar logam.
Analis pasar memperkirakan bahwa harga tembaga yang lebih tinggi di AS akan menarik lebih banyak pasokan ke negara tersebut dalam jangka pendek, berpotensi memperketat pasokan global dan memperburuk ketidakseimbangan pasar. Seorang analis dari Beijing menyebut pengumuman ini seperti petir di tengah malam, dan tarif 50% jauh melampaui ekspektasi sebelumnya yang hanya 25%.
Pengumuman ini terpisah dari tarif timbal balik yang diumumkan Trump pada awal April, yang mengenakan bea masuk dasar 10% untuk impor dari hampir semua negara, serta tarif yang lebih tinggi untuk beberapa negara tertentu. Pada hari Senin sebelumnya, Trump telah memerintahkan tarif baru untuk impor dari 14 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia.
Kenaikan harga tembaga langsung terasa di pasar. Pada 8 Juli 2025, harga kontrak tembaga sempat melonjak lebih dari 10% secara intraday, mencapai US$ 5,77 per pon, level tertinggi sepanjang masa. Pada 9 Juli 2025, harga tembaga kembali naik 3,59% ke posisi US$ 5,70 per pon.
Langkah Trump ini bertujuan untuk mendorong produksi tembaga dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada pasokan luar negeri. Saat ini, AS mengimpor hampir setengah dari kebutuhan tembaganya, dengan Chili sebagai pemasok utama.
Kebijakan ini diprediksi akan berdampak positif bagi perusahaan pertambangan seperti Merdeka Copper Gold (MDKA), khususnya melalui peningkatan rata-rata harga jual (ASP). Analis memperkirakan selisih harga (premium) antara COMEX dan LME akan melebar, bahkan bisa mencapai US$3.000 per ton, untuk mencerminkan dampak tarif 50%.
Pada kuartal I/2025, pendapatan dari segmen tembaga Tambang Tembaga Tujuh Bukit mencapai US$ 106,42 juta. Namun, cerita diperkirakan akan berubah pada kuartal III/2025, di mana MDKA berpotensi mendapatkan keuntungan besar seiring lonjakan harga tembaga.
Selain MDKA, emiten lain yang berpotensi mendapatkan keuntungan termasuk PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) dan PT Supreme Cable Manufacturing & Commerc Tbk (SCCO), meskipun dalam jumlah yang relatif lebih kecil.
Tembaga adalah logam ketiga yang paling banyak dikonsumsi di dunia, setelah besi dan aluminium. AS mengimpor hampir setengah dari tembaga yang digunakannya, sebagian besar dari Chili, Kongo, Peru, China, dan Indonesia.
MDKA menargetkan peningkatan kapasitas produksi secara bertahap hingga mencapai 6,0 juta ton per tahun dalam lima tahun pertama. Strategi jangka panjang perusahaan mencakup pengembangan operasi dengan metode Sub-Level Caving (SLC) dan umur tambang yang diperkirakan mencapai 11 tahun.
Demikian informasi tuntas tentang trump picu harga tembaga meroket mdka dan antm berjaya dalam business, news, indonesia, dunia yang saya sampaikan Dalam tulisan terakhir ini saya ucapkan terimakasih selalu belajar dari pengalaman dan perhatikan kesehatan reproduksi. Bagikan juga kepada sahabat-sahabatmu. Terima kasih atas perhatiannya
✦ Tanya AI