• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Ambisi China di Atap Dunia: Bendungan Terbesar Seharga Triliunan.

img

Newsmenit.com Selamat datang semoga kalian mendapatkan manfaat. Pada Saat Ini mari kita eksplorasi Business, News, Indonesia, Dunia yang sedang viral. Ringkasan Artikel Mengenai Business, News, Indonesia, Dunia Ambisi China di Atap Dunia Bendungan Terbesar Seharga Triliunan Ikuti terus ulasannya hingga paragraf terakhir.

    Table of Contents

Pada tanggal 19 Juli 2025, China memulai pembangunan bendungan raksasa di dataran tinggi Tibet, sebuah proyek ambisius dengan perkiraan biaya mencapai $167,1 miliar. Bendungan ini, yang digadang-gadang akan menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di dunia, menandai langkah signifikan dalam strategi transisi energi China.

Menurut perkiraan Power Construction Corporation of China (PowerChina) pada tahun 2020, PLTA ini berpotensi menghasilkan 300 miliar kilowatt-jam energi per tahun. Lokasi pembangunan, dengan ketinggian air terjun mencapai 2000 km dalam jarak 50 km, menawarkan potensi besar untuk pembangkitan listrik tenaga air.

Proyek ini akan memanfaatkan aliran Sungai Yarlung Tsangpo, sungai terpanjang di Tibet, yang juga mengalir ke India dan Bangladesh. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara hilir mengenai potensi dampak lingkungan dan pengelolaan air lintas batas. Ilmuwan di India dan Bangladesh telah meminta China untuk berbagi rincian rencana proyek agar risiko dapat dinilai dengan lebih baik.

Meskipun ada kekhawatiran, otoritas China menekankan bahwa proyek tersebut tidak akan memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Namun, sejarah menunjukkan bahwa pembangunan bendungan skala besar seperti Bendungan Three Gorges dapat menyebabkan relokasi penduduk dan masalah lingkungan lainnya.

PLTA menjadi sumber listrik bersih terbesar di China, menyumbang 13% pada tahun 2024. Di tengah upaya untuk mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada batu bara, bendungan menjadi infrastruktur vital yang tidak hanya menghasilkan energi bersih, tetapi juga berperan besar dalam pengelolaan air nasional.

China menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai salah satu tulang punggung dalam strategi transisi energinya. Meskipun begitu, bahan bakar fosil masih menyumbang 62% dari pembangkitan listrik di China pada 2024. Sementara itu, gabungan energi angin dan surya mencapai 18%, sedikit di atas rata-rata global sebesar 15%, dan melampaui negara tetangganya seperti Jepang (11%) dan Korea Selatan (6%).

Pembangunan di Great Bend kemungkinan akan memakan waktu satu dekade karena tantangan teknis, mengingat Great Bend merupakan sebuah ngarai sedalam 500 meter tanpa akses jalan yang memadai. Para peneliti China telah mengemukakan kekhawatiran bahwa penggalian dan konstruksi yang luas di lembah yang curam dan sempit ini dapat meningkatkan frekuensi longsor.

Bendungan besar seperti Baihetan dan Three Gorges tidak hanya membuktikan kemampuan rekayasa sipil China, tetapi juga menjadi simbol kekuatan geopolitik dan teknologi. Bendungan ini akan membendung sebuah sungai berbentuk tapal kuda di lembah curam yang dikenal sebagai Great Bend.

PLTA menawarkan pasokan daya yang stabil dan dapat diandalkan dalam skala besar, khususnya pada saat permintaan listrik meningkat. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak bendungan di China dilengkapi dengan sistem pumped hydro storage yang memungkinkan penyimpanan energi dari pembangkit surya dan angin. Ini membantu menyeimbangkan pasokan listrik dari sumber yang fluktuatif dan memperkuat ketahanan energi nasional.

China menargetkan untuk mencapai netral karbon sebelum tahun 2060. PLTA menjadi instrumen utama dalam pencapaian target tersebut-meskipun tetap ada tantangan ekologis yang harus dihadapi.

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap ambisi china di atap dunia bendungan terbesar seharga triliunan dalam business, news, indonesia, dunia ini Mudah-mudahan artikel ini membantu memperluas wawasan Anda tetap fokus pada tujuan hidup dan jaga kesehatan spiritual. silakan share ke temanmu. Terima kasih

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.