• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Sinyal Merah Ekonomi: Industri Nasional Terancam Mati Suri?

img

Newsmenit.com Selamat datang di blog saya yang penuh informasi terkini. Sekarang saya ingin membedah Business, News, Indonesia, Dunia yang banyak dicari publik. Konten Informatif Tentang Business, News, Indonesia, Dunia Sinyal Merah Ekonomi Industri Nasional Terancam Mati Suri Mari kita bahas tuntas artikel ini hingga bagian penutup.

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Industri pengolahan, yang menjadi tulang punggung Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menunjukkan tren yang beragam pada kuartal I-2025. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 5 Mei 2025, mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% secara tahunan (year-on-year/yoy), sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Meskipun demikian, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menepis anggapan bahwa industri manufaktur mengalami kemunduran. Beliau mengutip data dari Bank Dunia dan Statistik PBB, yang menunjukkan bahwa nilai tambah manufaktur (MVA) Indonesia pada tahun 2023 mencapai US$255,96 miliar. Menurutnya, capaian ini lebih tinggi dibandingkan kontribusi industri manufaktur sepanjang tahun 2024.

Beberapa sektor industri menunjukkan tren positif, seperti Industri Batubara dan Pengilangan Migas, Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik, serta Industri Pengolahan Lainnya. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan global terhadap batubara dan kebutuhan domestik akan produk hasil pengilangan migas.

Namun, industri padat karya seperti Industri Pengolahan Tembakau, Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, serta Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional, mengalami perlambatan. Melemahnya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi permintaan produk dari industri ini.

Pemerintah terus berupaya mengatasi perlambatan ini melalui berbagai kebijakan, termasuk insentif fiskal dan dorongan investasi. Namun, tantangan seperti tarif perdagangan dan kondisi geopolitik global tetap menjadi hambatan bagi pemulihan industri padat karya.

Secara keseluruhan, industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Pada triwulan I-2025, kontribusinya mencapai 17,50% terhadap PDB. Meskipun demikian, pertumbuhan industri pengolahan perlu terus didorong agar dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan pertumbuhan beberapa sektor industri pengolahan pada kuartal I-2025:

Sektor Industri Pertumbuhan (yoy)
Industri Batubara dan Pengilangan Migas Meningkat
Industri Barang Logam Meningkat
Industri Pengolahan Tembakau Melambat

Demikian sinyal merah ekonomi industri nasional terancam mati suri telah saya jabarkan secara menyeluruh dalam business, news, indonesia, dunia Selamat menjelajahi dunia pengetahuan lebih jauh tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. silakan share ini. lihat artikel menarik lainnya di bawah ini.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.