• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Tas Branded 'Made in China'? Fakta atau Hoax?

img

Newsmenit.com Dengan nama Allah semoga semua berjalan lancar. Dalam Waktu Ini aku ingin berbagi insight tentang Lifestyle, News, Indonesia, Trends yang menarik. Konten Yang Menarik Tentang Lifestyle, News, Indonesia, Trends Tas Branded Made in China Fakta atau Hoax Pastikan Anda membaca hingga bagian penutup.

Isu mengenai produksi tas mewah di China tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Klaim yang beredar menyebutkan bahwa banyak merek ternama dunia memindahkan proses produksinya ke pabrik-pabrik di China, kemudian hanya melakukan pengemasan ulang dan pemasangan logo di negara asalnya.

Namun, klaim ini menimbulkan keraguan, terutama jika mempertimbangkan regulasi pelabelan yang ketat di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). Peraturan di AS, yang diawasi oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC), mengharuskan produk berlabel Made in USA harus memenuhi standar semua atau hampir semua komponen, pemrosesan, dan tenaga kerja berasal dari AS.

UE juga memiliki aturan serupa yang diatur dalam Peraturan UE 952/2013. Sementara itu, Prancis dan Italia bahkan memiliki pedoman yang lebih ketat untuk melindungi industri mewah dan kerajinan mereka. Produk dapat diberi label Made in Italy jika transformasi substansial terakhir terjadi di Italia, dan Made in Prancis jika langkah manufaktur utama terakhir dilakukan di Prancis.

Merek-merek fesyen Prancis, seperti Hermès, seringkali memastikan seluruh proses, mulai dari desain, sumber material, pemotongan, perakitan, hingga penyelesaian, dilakukan di Prancis. Beberapa bahkan mematuhi sertifikasi Origine France Garantie (OFG), yang mengharuskan karakteristik penting produk dibuat di Prancis dan 50% dari harga pokok per unit berasal dari operasi Prancis.

Laporan Statista pada tahun 2023 mencatat bahwa terdapat sekitar 200 hingga 250 merek fesyen dan aksesori di seluruh dunia yang dikategorikan sebagai merek mewah. Video TikTok yang viral mengklaim bahwa merek-merek seperti Hermès, Armani, Louis Vuitton, Nike, Dior, Gucci, Apple, Michael Kors, Coach, Calvin Klein, dan Prada diproduksi di China. Namun, hingga tanggal 16 November 2024, belum ada pernyataan resmi dari merek-merek tersebut yang mengonfirmasi atau membantah klaim tersebut.

Perakitan akhir di AS, misalnya, harus dilakukan di sana, dan produk tidak boleh diubah secara signifikan di luar negeri agar memenuhi syarat untuk label Made in USA. Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai kebenaran klaim yang beredar di media sosial.

Demikian uraian lengkap mengenai tas branded made in china fakta atau hoax dalam lifestyle, news, indonesia, trends yang saya sajikan Saya harap Anda menemukan value dalam artikel ini tingkatkan pengetahuan dan perhatikan kesehatan mata. share ke temanmu. terima kasih banyak.

© Copyright 2024 - Newsmenit Situs Berita Terbaru Terkini Setiap Menit
Added Successfully

Type above and press Enter to search.